Cahaya Bulan

Sabtu, 28 Juni 2014



ANALISIS NOVEL “SANG PEMIMPI” KARYA ANDREA HIRATA BERDASARKAN PENDEKATAN OBJEKTIF ABRAMS

oleh :
Fifi Luthfi AR
 

ABSTRAK
Sang pemimpi adalah sebuah tulisan yang membuat pembaca  percaya pada kekuatan mimpi dan pengorbanan, serta percaya pada tuhan. Kisah dan berbagai persoalan ketiga tokoh sang pemimpi ini dijelaskan berdasarkan pendekata objektif Abrams. Melalui perjuangan tiga sosok utama dalam novel ini yaitu  jimbron, ikal dan arai yang secara perlahan mencoba mewujudakan impian-impian besarnya ditengah kesulitan ekonomi yang mendera. Sang penulis Andrea Hirata dengan dahsat membuat alur cerita dalam novel ini begitu mempesona, dengan menguraikan arti perjuangan hidup dalam kemiskinan  yang membelit  serta mengajak para pembaca untuk menolak semua keputusasaan dan tak keberdayaan untuk mewujudkan segala mimpi yang di cita-citakan.
Pendahuluan
Sang Pemimpi karya Andrea Hirata merupakan novel kesusastraan Indonesia modern. Novel yang diterbitkan oleh penerbit bentang ini mendapat tanggapan yang positif dari para pembacanya . dari alur cerita yang mengugah semangat dan pemilihan kata Andrea Hirata yang berhasil menyihir jiwa sehingga novel ini menjadi “National Best Seller “ dengan cetakan pertama, juli 2006. Cetakan kedua puluh dua, oktober 2008. Cetakan kedua puluh tiga, november 2008.dan cetakan kedua puluh empat, november 2008. Novel ini merupakan sebuah karya sastra yang sangat memberikan inspirasi dan motivasi kepada para pembaca. Bahwasanya kesulitan ekonomi bukanlah suatu penghambat untuk dapat memperoleh pendidikan setinggi-tingginya.
Kerangka Teori
Abrams merupakan salah satu pencipta teori sastra yang sangat berpengaruh, dalam bukunya The Mirror and The Lamb dia menjelaskan definisi-definisi yang berkaitan dengan istilah kesusastraan, oleh karena itu bukunya menjadi salah satu pegangan wajib bagi para penelaah sastra. Selain menjadi wejangan dasar bagi para penelaah sastra, dalam bukkunya Abrams juga mengklasifikasikan teori sastra menjadi empat kelompok, yakni : pendekatan objektif, mimetik, espresif, dan pragmatik.
Pendekatan objektif adalah pendekatan yang mendasarkan pada suatu karya sastra secara keseluruhan. Pendekatan yang dilihat dari eksistensi sastra itu sendiri berdasarkan konvensi sastra yang berlaku. Konvensi tersebut misalnya, aspek-aspek intrinsik sastra yang meliputi kebulatan makna, diksi, rima, struktur kalimat, tema, plot, setting, karakter, dan sebagainya. Yang jelas penilaian yang diberikan dilihat dari sejauh mana kekuatan atau nilai karya sastra tersebut berdasarkan keharmonisan semua unsur-unsur pembentuknya. Karena patokan pendekatan objektif sudah jelas, maka sering sekali pendekkatan ini di sebut dengan pendekatan struktural.

Sekilas Tentang Novel Sang Pemimpi
Novel ini berkisah tentang perjuangan hidup remaja melayu dalam mewujudkan impiannya. Jimbran, ikal dan arai adalah tiga sahabat yang selalu berjuang melawan kemiskinan yang terus menderanya, di tengah kesulitan ekonomi keluarga jimbran seorang yatim piatu yang diasuh oleh pendeta geovany, begitupun dengan arai sepupu ikal yang hidup sebatang kara karena sudah menjadi yatim piatu sejak kecil diasuh oleh keluarga ikal.
Jimbran, ikal dan arai harus bekerja keras sebagai kuli di pelabuhan ikan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya termasuk salah satunya adalah bersekolah. Mereka selalu bersungguh-sungguh dalam belajar sehingga arai dan ikal bisa mendapat peringkat 5 teratas disekolahnya dari 160 orang murid. Setelah hari kelulusan sekolah arai dan ikal memutuskan untuk merantau ke Jakarta demi meneruskan pendidikan. Dan hal pertama yang mereka lakukan ada mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan menabung untuk berkuliah. Mereka sempat bekerja menjadi salesman, tukang fotocopy, dan terakhir ikal diterima bekerja sebagai seorang pegawai pos yaitu seorang pegawai jawatan dan artinya adalah seorang amtenar, seorang komis. Dan arai memutuskan untuk pergi ke kalimantan karena tidak lulus tes kerja seperti ikal.
Tahun berikutnya ikal diterima di UI untuk berkuliah, ketika itu ikal sempat bertemu seorang wanita cantik bernama Zakiah Nurmala seorang wanita yang sangat di cintai Arai sepupu jauhnya. Namun sayangnya ikal tak tahu dimana keberadaan arai sekarang untuk segera mengabarinya bahwa Nurmala gadis yang ia cintai dengan malu-malu menanmyakan keberadaannya.
Setelah lulus dan menjadi sarjana S1 ikal mencoba mendaftarkan dirinya untuk mengikuti Beasiswa kuliah ke luar Negri. Tidak disangka-sangka proposal yang diajukannya ketika tes wawancara terakhir mendapat tanggapan bagus dari sang profesor yang mengujinya. Usai wawancara arai pergi ke luar ruangan, seketika ia mendengar sarjana S1 lainnya yang sedang mengikuti wawancara sepertinya, suara laki-laki itu tak asing bagi ikal. Dan benar saja laki-laki itu adalah arai anak belitong yang sudah lama tak terlihat. Sewaktu dulu arai kembali ke Kalimantan dan menamatkan kuliahnya di Universitas Mulawarman jurusan Biologi.
Arai dan ikal memutuskan untuk kembali ke Belitong kampung halamannya untuk menemui orang-orang tercinta dan menepati janjinya bahwa mereka baru akan pulang ketika sudah menjadi seorang sarjana. Sesampainya mereka di belitong yang pertama mereka jumpai adalah kosan tempat mereka tinggal sewaktu SMA yang sudah di Renovasi menjadi sedikit lebih luas. Nampak seorang laki-laki bersepeda dengan anaknya yang ditempatkan dikeranjang sepeda, suaranya gagap dan tubuhnya gempal. Sudah jelas ia adalah Jimbron sahabatnya yang kini sudah berkeluarga dan beristri seorang wanita yang memilik senyum amat manis, yaitu Laksmi. Berhari-hari di Belitong tiba sudah surat pengumuman kelulusan itu diterimanya. Ikal terkejut mendapati dirinya lulus berkuliah di Luar Negri begitupan dengan Arai sepupunya. Mereka di tempatkan di satu Universitas yang sama yaitu Universite de Paris, Sorbonne, Prancis.
Pembahasan
1. Tema
Tema yang diangkat dalam novel Sang Pemimpi adalah mengenai kehidupan sosial ikal dan arai yang merupakan anak dari belitong dan mempunyai mimpi yang sangat tinggi untuk bersekolah di di Altar suci almamater Sorbonne dan menjelajahi Eropa sampai ke Afrika yang eksotis.meskipun keadaan ekonomi yang tidak mencukupi namun semangat dan rasa optimis membuat mereka secara perlahan dapat mewujudkan mimpinya.
2. Alur
Adapun alur yang digunakan penulis dalam novel ini  adalah alur campuran. Seperti berikut:
Alur mundur
“Sesungguhnya aku dan arai masih bertalian darah. Neneknya adalah adik kandung kakekku dari pihak ibu. Namun sungguh malang nasibny, waktu ia kelas satu SD Ibunya wafat saat melahirkan adiknya. Arai baru enam tahun ketika itu.”
“Kepedihan belum mau menjauhi arai. Menginjak kelas tiga SD, ayahnya juga wafat.”
Alur maju
“Ikal dan Aray lolos seleksi ke sekolah negeri, di sana mereka belajar sangat tekun, terbukti Ikal menduduki peringkat tiga, sedangkan Aray menduduki peringkat lima.”
“Kami ingin mengunjung pulau jawa yang gemah ripah lohjinawi itu dan berspekulasi dengan nasib kami. Untuk sementara keinginan kuliah volumenya dikecilkan dulu. Dan tanpa keluarga serta sahabat yang dituju di jawa kami memperkirakan uang tabungan kami hanya cukup untuk hidup enam bulan.”
3. Latar
Latar dalam novel Sang Pemimpi ialah Belitong, Tanjong Pandan, SMA Bukan Main, Kosan, Pasar Pagi, Pabrik Cincau, Los di Pasar Kumuh, Dermaga, Gudang Peti Es, Bioskop, Pelabuhan, IPB, Depok, Universitas Indonesia, Kalimantan.



4. Tokoh dan Penokohan
Tokoh dan penokohan dalam novel Sang Pemimpi yang penulis gambarkan ialah sebagai berikut :
·         Ikal : Sang pemimpi yang terkadang merasa pesimis untuk mewujudkan mimpinya.
·         Aray : Sang pemimpi sejati, optimis, mempunyai pola pikir jangka panjang yang sulit ditebak.
·         Jimbron : terobsesi oleh kuda, adil dan rela berkorban.
·         Ayah Ikal : Pendiam dan penuh kasih sayang.
·         Ibu Ikal : Baik, bijaksana dan sayang terhadap keluarga.
·         Zaskia Nurmalah : pintar, gengsi, dan tidak sembarang orang laki-laki yang dapat mendekatinya.
·         Laksmi : Pendiam dan pekerja keras.
·         Pak Mustar : Tegas, baik dan disiplin.
·         Pak Belia : baik, sang motivator, bijaksana, menghargai murid.
·         Mak Cik : Wanita malang setengah baya.
·         Nurmi : gadis yang ahli bermain biola
·         Pendeta Geovani : Orang yang sangat menghargai perbedaan.
·         Bang Zaitun : Humoris, playboy, romantis
·         Aput : Dokter gigi yang mempunyai kekuatan ajaib
·         Toikong Hamim : Guru mengaji yang tegas.
·         Nyonya Lam N. P. : Pedagang yang tega, sok kuasa dan tak mau kalah
5. Amanat
Amanat dalam novel Sang Pemimpi yang ingin disampaikan penulis Andrea Hirata kepada para pembacanya adalah agar kita tak ragu bermimpi setinggi-tingginya, karena yang terpenting adalah bukan sebesar apa mimpi yang kita inginkan tapi sebesar apa kita memperjuangkannya.
 
6. Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah pengungkapan perasaan atau pikiran dengan menggunakan pilihan kata tertentu. Gaya bahasa dalam novel Sang Pemimpi adalah:
·         asosiasi yaitu gaya perbandingan terhadap benda yang sudah disebutkan dengan memberi persamaan dengan benda tersebut sehingga jelas kepada pembaca keadaan benda itu.
Kutipan halaman 10
“Masalah-masalah orang muda seperti akar rumput yang kusut”.
·         Personifikasi adalah sifat benda mati diumpamakan dengan benda atau mahkluk yang bernyawa yang dapat bergerak sendiri.
Kutipan halaman 1
“Semburan ultraviolet menari-nari di atas permukaan laut yang bisu bertapis minyak”
Kutipan halaman 2
“Aku guggup. Jantungku berayun-ayun seumpama punchbag yang dihantam beruntun seorang petinju”
7. Sudut Pandang
Sudut pandang novel Sang Pemimpi adalah Sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama.
Kutipan halaman 3
“Aku hafal lingkungan ini karena sebenarnya aku, Jimbron dan Arai tinggal di salah satu los di pasar kumuh ini.
Kutipan halaman 11
“Sedangkan aku, sebagai siswa SMA yang cukup kreatif , telah lama memiliki taktik khusus untuk situasi semacam ini”
kutipan halaman 31
“Aku dan arai ditakdirkan seperti sebatang jarum di atas meja dan magnet di bawahnya”

Kesimpulan
Dari novel sang pemimpi ini dapat disimpulkan bahwa tokoh arai dan ikal dua orang anak dari belitong mengadu nasib ke Jakarta untuk memperjuagkan hidup dan mimpi-mimpi besarnya. Dalam berbagai kesulitan yang mereka hadapi,  rasa optimis dan semangat selalu menjadi prinsip hidup mereka. Karena bahwasanya ada jalan dalam setiap permasalahan dan Tuhan selalu ada bersamanya. Hingga pada akhirnya mereka dapat mewujudkan cita-citanya untuk melanjutkan pendidikan di Universite’ de Paris, Sorbonne, Prancis.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar