GURAU
Oleh, Fifi Luthfi AR
Nyanyian alam berseloroh pekik di telinga
lembut angin menampar daun di depan beranda
masih tergugu wajah pasi mencari tanda
sebab lalu tak kutemui lagi cerita
ada yang bertanya
mengapa kau membawaku berjalan dalam hujan
menangkap mataku, dan lalu memberi setumpuk duka
semua orang datang menghakimi. tentangnya.
PALSU!
Sewaktu itu kau sentuh sukmaku
serasa terdengar nyanyian surga mengudara dalam ruang
kau gengam dalam keragu-raguan
GURAUAN!
Kau beri kekuatan
sebab kau percaya aku adalah sebenar-benarnya aku
kau pulungi keping bekas terhunus panah
LUCU!
Sayang, kau perlu dengar
aku, atau kau tak bisa menghabiskan hidup untuk menyesali kenyataan
BANGUN SAYANG!
Bekasi, 14 Desember, 2014
Oleh, Fifi Luthfi AR
Nyanyian alam berseloroh pekik di telinga
lembut angin menampar daun di depan beranda
masih tergugu wajah pasi mencari tanda
sebab lalu tak kutemui lagi cerita
ada yang bertanya
mengapa kau membawaku berjalan dalam hujan
menangkap mataku, dan lalu memberi setumpuk duka
semua orang datang menghakimi. tentangnya.
PALSU!
Sewaktu itu kau sentuh sukmaku
serasa terdengar nyanyian surga mengudara dalam ruang
kau gengam dalam keragu-raguan
GURAUAN!
Kau beri kekuatan
sebab kau percaya aku adalah sebenar-benarnya aku
kau pulungi keping bekas terhunus panah
LUCU!
Sayang, kau perlu dengar
aku, atau kau tak bisa menghabiskan hidup untuk menyesali kenyataan
BANGUN SAYANG!
Bekasi, 14 Desember, 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar