Cahaya Bulan

Sabtu, 26 Januari 2019

Suatu pagi
kata Sapardi; Ia ingin pagi itu hujan turun
rintik-rintik dan lorong sepi agar ia bisa
berjalan sendiri saja

suatu pagi,
kudapati bening rinai
air hujan-
di jalan-jalan aspal yang ia sudah lalui
tak ada lagi jejaknya
melebur dan pecah di dasar

hari itu kutelusuri
lorong jalan yang kini ramai oleh-
orang-orang dengan
berpakaian kelabu
kutanya, "mengapa kelabu?"
katanya, ingin berduka sebentar
kemarin ada seorang laki-laki patah hati
katanya, menyesal meninggalkan kekasihnya.

Bekasi, Januari 2019. 

KARYA SISWA! "Gadis dan Apel Hitam"


Pada suatu hari, di sebuah desa kecil hiduplah seorang gadis muda dan cantik, ia tinggal seorang diri di sebuah gubug kecil yang hanya terbuat dari kayu dan jerami. Suatu pagi ketika ia terbangun dari tidurnya, ia berjalan menuju meja makan dan menemukan sebuah apel hitam di atas piring saji. Gadis itu bertanya-tanya siapa yang menyimpan apel di atas piring sajinya, tetapi karena ia sangat kelaparan, ia memakan apel hitam itu. Setelah sang Gadis memakan buah apel tersebut ia merasa ngantuk dan ingin tidur kembali.
Ketika gadis itu terbangun dari tidurnya, ia merasa bingung dan heran, ia berada di suatu tempat yang tidak pernah ia datangi. Ia berada di dunia lain, begitu kosong dan tak ada seorangpun. Gadis itu ketakutan berjalan tak tentu arah, sampai akhirnya ia bertemu dengan seorang pemuda yang sedang mencari kayu bakar.
Pemuda itu bertanya “apa yang sedang kau lakukan?”
Sang gadis itu menjawab “aku tersesat, tolong aku! Ini bukan duniaku”, kemudian pemuda itu menjelaskan “ya, ini memang dunia imaji, kau bisa melihat pohon berbicara, awan tersenyum, dan dan hewan-hewan bernyanyi”.
Seketika gadis itu takjub melihat semua keajaiban di tempat yang ia datangi. Tetapi, ia tetap ingin pulang ke gubug kecilnya. Sedangkan pemuda yang ia temui mengajaknya untuk mampir ke rumahnya, gadis itu diberi tempat beristirahat semalam. Kemudian esok harinya mereka mencari cara bagaiamana gadis itu bisa kembali lagi ke dunia nyata.
Pemuda itu membawa sang gadis berjalan menelusuri hutan, mereka berencana untuk mendatangi kastil Raja yang terletak di tengah hutan. Di perjalanan mereka bertemu seekor serigala yang lapar, sang gadis sangat ketakutan, pemuda itu membawanya berlari sekencang mungkin, mereka menyebrangi sungai sehingga serigala tidak bisa lagi mengejarnya. Akhirnya setelah melakukan perjalanan yang panjang, mereka telah sampai di kastil raja.
Di hadapan raja, gadis itu memohon untuk diberikan jalan pulang menuju dunia nyata.  Raja yang berhati baik dan bijaksana itupun memahami ketakutan sang gadis, Raja berkata “kau bisa kembali dengan memakan buah apel hitam yang pernah kau makan sebelumnya”, sang gadis bertanya “di mana bisa kudapatkan?”. Kemudian Raja meminta pengawalnya yaitu seekor Rubah berkepala manusia untuk mengantar sang gadis ke kamar tidur dan memberinya sebuah apel hitam.
Pengawal itu berkata “apel ini milikmu, silahkan kau makan dan kemudian berbaring tidur”, setelah memakan apel itu sang gadis merasa ngantuk dan terlelap. Gadis itu terbangun, ia terkejut dan bahagia sebab sudah mendapati dirinya kembali di gubug kecilnya . ia berjalan menuju meja makan dan kembali mendapati apel hitam. Kali ini gadis itu tidak memakannya, ia menanam biji apelnya di pekarangan rumah, kemudian pohon apel itu tumbuh menjulang tinggi menuju dunia imaji. Pohon itu rindang dan lebat buahnya. Sesekali ia membagikan buah apel itu kepada orang-orang kelaparan yang mampir berteduh di bawahnya.

Cerita ini hanya fiktif belaka yang saya tulis berdasarkan ide kreatif Tsurayya Nurafifah dan Arafat Rizky siswa Global Insani, cerita “Gadis dan Apel Hitam” merupakan imajinasi dan karangan mereka sendiri, maka saya menyebutnya adalah “Karya Siswa”.




Kala Itu, Karsa Semesta.

Temaram kala itu, seperti tak asing
melihat ia tinggal sendiri
berpeluk sunyi dengan-
rahasia-rahasia gelap
tentang rindu dendam
dan segala kehanyaan
//
di sebuah kota itu
rahasia-rahasia gelap adalah kawan yang baik
menjelma pekat rindu
berhamburan seperti debu
langit bertanya, ada apa pada biru,
ada hitam perlahan menghilang.

2019.