Ricik air jatuh dan mengaduh di sepanjang jalan Lembang menuju Dago. Sekitar pukul 12 siang, waktu yang terlalu sibuk untuk sekedar menopang dagu dan mendengar lagu-lagu. Bandung baginya adalah kota yang romantis, bukan karena Milea dan Dilan yang saling mesra dalam imaji seorang Pidi Baiq, bukan menyoal keindahan pinus semata, atau malam yang selalu syahdu di sekitar alun-alun tempat hingar bingar memecah sunyi.
Bandung ialah puisi. Kala luruh gelak tawa seorang puan.
Kapan kita bertemu mata?
lagi.
Bandung, Desember 2018.
"Selamat Pagi", kataku.
Ia tersenyum dan makin bersinar
sesekali kulambaikan tangan pada cuaca
Pagi yang merdu, tentang-
aku yang lupa bangun pagi
tetapi ingin segera beranjak pergi -
menemuimu yang tinggal di keningku.
Bekasi, 3 Januari 2019.
Matamu, Mas. Ialah hujan tanpa mendung,
tak bisa kupaksa mencipta pelangi
merah, kuning,hijau, di mega-mega.
di matamu, Mas. Siapa aku?
kau larung rindu atau sepi yang luka?
Bekasi, 8 Februari 2019.
Suatu sore,ketika kutemukan mata
di bibir cangkir kopi,
tatapnya selalu begitu,
kaku dan dingin menyeluruh,
tak bicara,
juga mungkin tak berdera
ketika kutemukan mata-
di celah langit kota itu
ia hanya berdialog dengan buku-buku
sesekali membaca air wajahku.
Bekasi, 7 Maret 2019.
Senja mereda di pelupuk
ketika kutengok sepasang mata-
meranum dan menyiasati sendu
masih ingin kutanya; kapan ia tiba?
lagi.
Bekasi, 23 April 2019.
Suara-suara
tak terdengar, tetapi terbaca
di halaman buku tertulis suara-suara
di dinding tertulis suara-suara
di layar gawai tertulis suara-suara,
dari mana datangnya?
suara-suara itu berbisik; dari nyala jingga matanya
yang marah dan sedu
suara-suara itu meriap sunyi
di telingaku, di kepalaku
kutanya: bagaimana meredam suara itu?
Bekasi, 29 Juni 2019.
Bukan cuma Punggung ayam
bukan cuma, aku tahu
semua bagian ayam: mata, ekor, kaki, dan-
suara kokoknya
tetapi rasanya aku cuma tahu bagaimana-
punggungnya kunikmati
dengan cara memasak yang sama
Tanpa tahu resep lainnya.
Bekasi, 11 Agustus 2019.
Ketika temaram
sunyi menenangkan bunyi
dari deru suara mesin
suara anak-anak
suara ketuk sepatu perunut jalan
kulingkari sabit termenung di langit kota
membayang merdu air wajahmu
serupabinar yang terbelam
kutanya: bagaimana simpul senyummu
tinggal di langit itu?
ketika temaram
bunyi menenangkan sunyi.
Bekasi, 29 Desember 2019.
Berisi sepilahan puisi sejak Desember 2018-Desember 2019 yang ragu-ragu saya bagikan sebelumnya. Menutup akhir tahun 2019 saya putuskan untuk membagikan beberapa dari sekian banyak oretan yang saya buat di laman blog ini. Belajar menulis dan bercerita tidak mudah, tapi mari mulai!
Selamat Membaca!
Salam!
Bandung ialah puisi. Kala luruh gelak tawa seorang puan.
Kapan kita bertemu mata?
lagi.
Bandung, Desember 2018.
"Selamat Pagi", kataku.
Ia tersenyum dan makin bersinar
sesekali kulambaikan tangan pada cuaca
Pagi yang merdu, tentang-
aku yang lupa bangun pagi
tetapi ingin segera beranjak pergi -
menemuimu yang tinggal di keningku.
Bekasi, 3 Januari 2019.
Matamu, Mas. Ialah hujan tanpa mendung,
tak bisa kupaksa mencipta pelangi
merah, kuning,hijau, di mega-mega.
di matamu, Mas. Siapa aku?
kau larung rindu atau sepi yang luka?
Bekasi, 8 Februari 2019.
Suatu sore,ketika kutemukan mata
di bibir cangkir kopi,
tatapnya selalu begitu,
kaku dan dingin menyeluruh,
tak bicara,
juga mungkin tak berdera
ketika kutemukan mata-
di celah langit kota itu
ia hanya berdialog dengan buku-buku
sesekali membaca air wajahku.
Bekasi, 7 Maret 2019.
Senja mereda di pelupuk
ketika kutengok sepasang mata-
meranum dan menyiasati sendu
masih ingin kutanya; kapan ia tiba?
lagi.
Bekasi, 23 April 2019.
Suara-suara
tak terdengar, tetapi terbaca
di halaman buku tertulis suara-suara

di layar gawai tertulis suara-suara,
dari mana datangnya?
suara-suara itu berbisik; dari nyala jingga matanya
yang marah dan sedu
suara-suara itu meriap sunyi
di telingaku, di kepalaku
kutanya: bagaimana meredam suara itu?
Bekasi, 29 Juni 2019.
Bukan cuma Punggung ayam
bukan cuma, aku tahu
semua bagian ayam: mata, ekor, kaki, dan-
suara kokoknya
tetapi rasanya aku cuma tahu bagaimana-
punggungnya kunikmati
dengan cara memasak yang sama
Tanpa tahu resep lainnya.
Bekasi, 11 Agustus 2019.
Ketika temaram
sunyi menenangkan bunyi
dari deru suara mesin
suara anak-anak
suara ketuk sepatu perunut jalan
kulingkari sabit termenung di langit kota
membayang merdu air wajahmu
serupabinar yang terbelam
kutanya: bagaimana simpul senyummu
tinggal di langit itu?
ketika temaram
bunyi menenangkan sunyi.
Bekasi, 29 Desember 2019.
Berisi sepilahan puisi sejak Desember 2018-Desember 2019 yang ragu-ragu saya bagikan sebelumnya. Menutup akhir tahun 2019 saya putuskan untuk membagikan beberapa dari sekian banyak oretan yang saya buat di laman blog ini. Belajar menulis dan bercerita tidak mudah, tapi mari mulai!
Selamat Membaca!
Salam!