Menyebalkan kalau lagi asik bermain, mama selalu gak berhenti telepon; "Udah mau magrib,buruan pulang!", begitu kira-kira saya angkat teleponnya.
Menyebalkan tiap ingin keluar malam mama harus selalu ngomel dulu "ngapain sih keluar malam-malam, dari tadi ngapain aja?", atau "Jangan pulang lewat jam delapan", atau "Mau pergi ke mana? sama siapa? mama harus tau lah!"
Saya saat itu sempat merasa kesal sampai nangis-nangis karena merasa ruang gerak saya terlalu dibatasi oleh mama. (semasa SMP-SMA)
Hal lain yang paling saya ingat, pernah suatu ketika mama gak segan narik lengan saya kencang-kencang dengan semarah-marahnya. Bukan tidak beralasan mama begitu, saya yang masih nangis sesenggukan langsung didudukan di depan rehal (tempat menaruh Alquran yang hendak di baca), dengan intonasi tinggi mama bilang "Diam! mau jadi apa sih? diminta pulang, udahan dulu mainnya, disuruh ngaji kok susah! baca sekarang!" (saat itu saya masih menjadi siswa SD).
Pikiran saya sebagi anak-anak saat itu cuma tahu kalau mama gak sayang, mama galak, dsb.
Kuliah?
Jauh dari rumah mama sepenuhnya memberikan saya kepercayaan, tetapi tetap dengan kalimat mujarabnya "Fi, belajarnya yang benar, semua mama utamakan untuk keperluan fifi, jangan seenaknya walaupun mama gak bisa kontrol langsung"
saya yang sudah lebih dewasa, paham dan terbuka dengan sikap mama, mamaku asik kok! (begitu menenangkan diri)
Juga saya selalu ingat mama yang seringkali bilang "Mama tuh gak ngelarang anak-anak mama mau ngapain aja, tapi kita harus tau batasan, juga nih kepentingan diri sendiri, jangan mentang-mentang semua kebutuhan dicukupi malah jadi gak punya tanggung jawab. tetap harus! belajar hidup perihatin" (saya manut-manut saja)
sudah kerja?
"Mama gak minta apa-apa, cukup fifi tanggung jawab dengan diri sendiri, mandiri,"
Lagi-lagi menjenuhkan mendengar petuah-petuah semacam itu, tetapi harus selalu saya dengar setiap saat. Menyebalkan?
Tidak! saya paham sekarang kenapa mama harus begitu, saya malah bersyukur mama sangat bawel dan cerewet. Sebagai anak perempuan tentu kecenderungan saya tidak bisa jadi apa-apa lebih banyak peluangnya (stereotip), tetapi lagi, mama yang menuntun saya dengan sangat hati-hati, katanya "Jadi perempuan itu harus cerdas, mandiri, yang paling penting akhlak. Percuma cerdas, sekolah tinggi, kalau akhlaknya buruk, mama gak bangga".
Cukup samapai di situ?
Tentu tidak, mama masih bawel kok, masih marah-marah.
Tapi lucu. (loh?)
Tentu saya rasakan cerita ini sangat menggebu-gebu, saya tidak tahu bagaimana cara lagi untuk mengucapkan "Selamat Hari Ibu" selain daripada mengingat petuah-petuahnya yang selalu saya jadikan acuan hingga saat ini.
Sekarang saya sudah paham, kamu?
jangan terlambat paham!
Btw, mamaku asik, kadang-kadang suka receh (gak paham kenapa). HAHA.
*Percakapan pagi menjelang siang tadi*
F : Ma, selamat hari ibu. Mama mau apa?
M : Tas udah banyak, semua masih ada.
F : Terus?
M : Yaudah sepatu karet
F : Kok sepatu karet,kan ada yang bagus.
M : Mama sukanya pake itu
((musim hujan))
.........................................
(Uangnya tabung buat kuliah aja).
Bekasi, 22 Desember 2019.
Note: Saya bosan buat puisi untuk mama, gak dibalas melulu. wkwk
Menyebalkan tiap ingin keluar malam mama harus selalu ngomel dulu "ngapain sih keluar malam-malam, dari tadi ngapain aja?", atau "Jangan pulang lewat jam delapan", atau "Mau pergi ke mana? sama siapa? mama harus tau lah!"
Saya saat itu sempat merasa kesal sampai nangis-nangis karena merasa ruang gerak saya terlalu dibatasi oleh mama. (semasa SMP-SMA)
Hal lain yang paling saya ingat, pernah suatu ketika mama gak segan narik lengan saya kencang-kencang dengan semarah-marahnya. Bukan tidak beralasan mama begitu, saya yang masih nangis sesenggukan langsung didudukan di depan rehal (tempat menaruh Alquran yang hendak di baca), dengan intonasi tinggi mama bilang "Diam! mau jadi apa sih? diminta pulang, udahan dulu mainnya, disuruh ngaji kok susah! baca sekarang!" (saat itu saya masih menjadi siswa SD).
Pikiran saya sebagi anak-anak saat itu cuma tahu kalau mama gak sayang, mama galak, dsb.
Kuliah?
Jauh dari rumah mama sepenuhnya memberikan saya kepercayaan, tetapi tetap dengan kalimat mujarabnya "Fi, belajarnya yang benar, semua mama utamakan untuk keperluan fifi, jangan seenaknya walaupun mama gak bisa kontrol langsung"
saya yang sudah lebih dewasa, paham dan terbuka dengan sikap mama, mamaku asik kok! (begitu menenangkan diri)
Juga saya selalu ingat mama yang seringkali bilang "Mama tuh gak ngelarang anak-anak mama mau ngapain aja, tapi kita harus tau batasan, juga nih kepentingan diri sendiri, jangan mentang-mentang semua kebutuhan dicukupi malah jadi gak punya tanggung jawab. tetap harus! belajar hidup perihatin" (saya manut-manut saja)
sudah kerja?
"Mama gak minta apa-apa, cukup fifi tanggung jawab dengan diri sendiri, mandiri,"
Lagi-lagi menjenuhkan mendengar petuah-petuah semacam itu, tetapi harus selalu saya dengar setiap saat. Menyebalkan?
Tidak! saya paham sekarang kenapa mama harus begitu, saya malah bersyukur mama sangat bawel dan cerewet. Sebagai anak perempuan tentu kecenderungan saya tidak bisa jadi apa-apa lebih banyak peluangnya (stereotip), tetapi lagi, mama yang menuntun saya dengan sangat hati-hati, katanya "Jadi perempuan itu harus cerdas, mandiri, yang paling penting akhlak. Percuma cerdas, sekolah tinggi, kalau akhlaknya buruk, mama gak bangga".
Cukup samapai di situ?
Tentu tidak, mama masih bawel kok, masih marah-marah.
Tapi lucu. (loh?)
Tentu saya rasakan cerita ini sangat menggebu-gebu, saya tidak tahu bagaimana cara lagi untuk mengucapkan "Selamat Hari Ibu" selain daripada mengingat petuah-petuahnya yang selalu saya jadikan acuan hingga saat ini.
Sekarang saya sudah paham, kamu?
jangan terlambat paham!
Btw, mamaku asik, kadang-kadang suka receh (gak paham kenapa). HAHA.
*Percakapan pagi menjelang siang tadi*
F : Ma, selamat hari ibu. Mama mau apa?
M : Tas udah banyak, semua masih ada.
F : Terus?
M : Yaudah sepatu karet
F : Kok sepatu karet,kan ada yang bagus.
M : Mama sukanya pake itu
((musim hujan))
.........................................
(Uangnya tabung buat kuliah aja).
Bekasi, 22 Desember 2019.
Note: Saya bosan buat puisi untuk mama, gak dibalas melulu. wkwk
Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
BalasHapusDalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
Yang Ada :
TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
Sekedar Nonton Bola ,
Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
Website Online 24Jam/Setiap Hariny