LUMPUR
Oleh: Khusnul CTM, dan Fifi Luthfi AR
Tak jua resap tanah beradu satu menjadi batu
Namun kulihat lumput mengalir deras tanpa sehelai pun
tertelan malu
Andai liat dapat saling beradu
Kupastikan kau menjadi saksi atas tunggu yang membisu
Kujejaki lumpur bau dengan saru
Dalam risau hati yang tak punya malu, menuntut arti sebuah
rindu
Kurasa harga diri sudah tak perlu,
Saat raga kau regas begitu nafsu
Ciputat, 21 Desember 2014
GEMURUH
Oleh: Fifi Luthfi AR, Arini H, Khusnul CTM, dan Anisa Rahayu.
Jiwaku lusuh menatap matamu yang angkuh
Dikoyak sakit yang tak jua berlabuh,
Rasaku bergulat sakit; bergemuruh
Helaian angin serontak hadir
Menarik napas hingga sesak tak kuasa berlabuh
Pada dekap malam, aku berlagu
Menimang rasa yang kutahu pilu
Entah kapan tenggat waktuku berujar rindu
Dalam pertapaanku, sampai datang waktu
Kuharap kau tak lagi semu
Ciputat, 21 Desember 2014
DEBU
Oleh: Anisa Rahayu dan Arini H
Katamu…
Kau bagai debu
Tak bernada
Tak berlagu
Katamu…
Kau bagai aku
Tegak,
Nyata, tak semu
Kepada cermin di dinding batu
Meski hanya bayangmu
Tak kulihat kita bersatu padu
Katamu…
Kau bagai debu
Hadir meski tak pernah dirasa perlu
Katamu…
Kau bagai aku
Yang senantiasa memupuk rindu
Rasa rindu berkemul dalam-dalam padamu
Padahal sendiriku ragu
Aku tetap memandang cermin di hadapan
Yang menyimpan guratan
Tegak, nyata, tak semu;
Bayang wajahmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar